Saturday, January 9, 2010

Ayo menulis……….!!!

Sebenarnya, saya punya keinginan untuk menulis secara rutin, paling tidak sekedar coret-coretan iseng di sebuah catatan harian. Catatan tersebut tidak pernah terealisasi sampai suatu petang saya menemukan ilham yang entah datang dari mana untuk menulis sesuatu yang mungkin tidak terlalu berbeda dengan tulisan orang lain. Ada satu kebiasaan yang sebenarnya tidak kusukai, kebiasaan seringnya menunda untuk menyelesaikan sesuatu, ya…. termasuk menulis. Saya juga sering berfikir, toh esok masih bisa dikerjakan dan hari masih panjang. Bisa di bilang, hal yang paling berat bagi saya adalah memulai sesuatu, kata orang di Arkansas “making the first move is the most difficult one.” Mungkin saja ungkapan itu ada benarnya. Kusadari memang, kebiasaan ini tidak membawa perubahan apa-apa. Keinginan untuk mengerjakan sesuatu tidak pernah kesampaian. Itulah sebuah realita dari sikap dan kebiasaan menunda.

Suatu hari temanku pernah berkata “Mulailah menulis, disini kita punya waktu luang dan tidak perlu berfikir tentang kerjaan, toh dapat beasiswa lagi.” Dia melanjutkan “Orang di Indonesia kan sibuk berkerja, banyak yang ngak punya waktu untuk menulis. Bekerjapun harus lebih lama, agar duitnya cukup untuk menutupi kebutuhan. Paling tidak bisa berkontribusi sedikit, dan itu udah lebih dari cukup” Waktu itu saya berfikir, komentar kawan itu berlebihan. kan banyak sekali orang yang sudah menulis. Buktinya, Koran dan majalah makin banyak aja. Pikiran negative saya muncul disini, menulis kan bisa nambah-nambahin kerjaan aja, jadinya waktu untuk ber chatting di dunia maya akan berkurang. Apalagi ngomong tentang Indonesia, rasanya itu terlalu besar untuk digapai.
Aneh memang…… mungkin karena saya lagi malas, apa aja yang diomongin bakal ngak kena………. Setelah beberapa lama, aku menyadari, mungkin pikiranku saat itu salah, disini saya kan seorang siswa, ya…. Yang kerjaannya belajar….belajar…. belajar dan jalan-jalan juga….. (maunya jadi seorang pelajar yang ideal yang bisa terus belajar). Mungkin responku waktu sama aja dengan ungkapan “Kenapa kamu harus kuliah, kan sudah banyak orang yang kuliah.” Mungkin itulah pikiran ternaïfku waktu itu. Paling tidak, omongan kawan tadi berbekas di hati untuk menulis sesuatu. Paling tidak belajar menulis untuk diri sendiri sebagai catatan untuk dilihat di hari tua atau bisa berbagi pengalaman kepada orang lain.

Selain itu, seorang kawan yang lain pernah meminta saya untuk menuliskan di blog nya tentang catatan pengalaman lintas budaya saya. Dia pun memberikan sejumlah list pertanyaan agar tulisannya lebih terarah dan terstruktur. Mungkin dia berfikir saya ini penulis yang sudah handal, hehehehe. Tapi sesungguhnya, permintaan dia membuat saya pening, gugup, dan bingung untuk menulis tentang pengalaman yang menarik. Pikirku, menulis catatan harian untuk satu atau dua baris saja masih susah, apalagi menulis secara terstruktur. Saya memang pernah belajar untuk menulis secara akademic di dua institusi bahasa di negeri jiran dan Paman Sam, tapi saya masih merasa masih kurang saja. Mungkin masih merasa kurang confident untuk menulis. Mungkin karena biasa berbagi pengalaman secara oral, Jadinya agak susah memulai dalam bentuk tulisan. Oya……. Menyangkut permintaan kawan tadi, masih sederet pertanyaan yang lain pun muncul di kepala saya, “Sudah sangat baguskah pengalaman saya untuk di bagi?” Tapi, tidak salahkan kalau sekedar mencoba.

Ketika ada sebuah keinginan untuk menulis, kebiasaan lama pun kembali datang, menunda,….. menunda,…… dan menunda. Rasanya jari-jemari terlalu berat untuk menekan tombol aksara yang ada pada computer. Kadang saya berfikir, aahhha sesudah pindah rumah aja bagus untuk menulis, mungkin setelah rumahnya bersih dan tertata rapi baru bisa dapat ide. Aahhh setelah habis menonton film documenter, mungkin bisa dapat inspirasi baru. Aaahhhh setelah belanja mingguan untuk keperluan dapur, mungkin setelah kebutuhan perut terpenuhi akan ada pikiran baru, eehhh tau-taunya malah tertidur. Aahhhh setelah jalan-jalan di sekitar kota, mungkin bisa membuka pandangan baru. Aahhhh, itulah kata yang saya gunakan untuk pembenaran membuat pekerjaan tertunda. Memang, kalau untuk menunda, sejuta alasan akan muncul.

Ketika kita tinggal sendiri di perantauan, memang tidak ada yang memaksa kita untuk melakukan sesuatu. Orang lain tidak mampu untuk mengubah kebiasaan kita. Kawan tidak mampu menolong ketika kita mendapat peringatan dari kampus. Orang tua hanya bisa menelpon untuk menanyakan kabar. Orang yang paling dekat sekalipun, katakan pacar atau suami atau istri, mereka hanya sanggup memberi dukungan moral. Semua orang terdekat tidak bisa membuat kita untuk berubah. Saya menyadari, hanya diri sendiri yang dapat memotivasi diri sendiri.

Saya teringat seorang kawan yang pernah sama-sama belajar program bahasa, sebut saja namanya Mawar. Dia pernah mengatakan bahwa dia punya kebiasaan yang sulit untuk di ubah dan pernah beberapa kali meminta saya untuk bisa mengubahnya. Saya langsung berbisik didalam hari “ngak mungkin saya bisa mengubah dia, diri sendiri aja masih kurang disana-sini.” Tapi sekedar kawan tidak salah rasanya jika memberi saran dan berharap akan ada perubahan yang berarti dari sosok seorang Mawar. Perubahan itu hampir tidak ada pada diri Mawar.

Banyak usaha telah di coba terutama oleh institusi bahasa, mulai dari memberikan latihan tambahan sampai diskusi intensive dengan para ahli. Mungkin, perlu waktu yang sangat lama untuk berubah bagi si Mawar. Kabar terakhir saya dengar dari kawan, dia sudah banyak berubah. Katanya semuanya jauh lebih baik. Mungkin, institusi tersebut berhasil memotivasi si Mawar atau si Mawar sendiri yang termotivasi untuk berubah ke arah yang lebih baik. Segala sesuatu akan dapat dikerjakan dengan menerapkan self-motivated dan usaha untuk lebih baik.

Kembali lagi ke persoalan menulis, malam itu saya membuka komputer dan menulis sesuatu yang tidak pernah terbayang sebelumnya yang saya ini akan menulis sesuatu atas keinginan sendiri tanpa memperhatikan struktur yang koheren dari sebuah tulisan. Mungkin itu namanya sekedar coret-coretan di Microsoft Word. Mungkin untuk tahap awal bisa diterima sebagai langkah awal (first move). Sewaktu menulis pun, rasa malas selalu datang, sampai-sampai tulisan pendek seperti ini memerlukan waktu lebih dari dua minggu sampai terpublish di blog ini. Paling tidak, saya mampu untuk menyelesaikan cerita pendek ini yang masih banyak kekurangannya. Keep motivated……!!!!

2 comments:

  1. wah, first move yang sangat canggih. siap diterbitkan dalam buku kumpulan tulisan "mari menulis" atau "menulis itu indah" atau "menulis itu mudah" atau "mengetik itu menulis pakai mesin ketik" :D

    ReplyDelete
  2. wow bagus, terus lanjutakan ya. seperti kata pepatah pengalaman adalah guru yang paling berharga, dan menulis adalah salah satu bentuk dari sharing pengalaman.

    ReplyDelete