Selasa, 24 Maret 2009 | 20:42 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Cornelius Helmy Herlambang
BANDUNG, KOMPAS.com - British Council Indonesia memberikan penghargaan wirausahawan berbasis kreatifitas, lingkungan hidup, dan sosial pada enam orang muda asal Jawa Barat. Penghargaan ini juga diberikan pada lima orang muda kreatif lainnya di seluruh Indonesia.
Wirausahawan muda asal Jabar yang mendapat penghargaan adalah tiga pendiri Bandung Creative City Forum, Ridwan Kamil, Gustaff Iskandar, dan Fiki Cikara Satari. Selain itu ada Goris Mustaqim (Pendiri Asgar Muda di Garut, Jawa Barat), Karina Primadhita (Pendiri SLB Prima Bhakti Mulia di Bandung) dan Irfan Amalee (Redaktur Penerbit MIZAN di Bandung, Jawa Barat).
Selain itu, penghargaan ini juga diberikan bagi wirausahawan lainnya, yaitu Wahyu Aditya (Pendiri Sekolah Anim asi HelloMotion Jakarta), Mahrizal (Petani kakao Aceh), Oscar Lawalata (Desainer dari Jakarta), Sakti Parantean (Pendiri Fictionary Media Technology di Jakarta, dan Mita Sirait (Eco-entrepreneur di Jakarta). Penghargaan ini diluncurkan pada 18-22 Maret 2009 dalam program Community Entrepreneurs 2009.
"Kami berterimakasih dengan pengakuan ini. Akan tetapi, ada atau tidak penghargaan, tugas kalangan kreatif di Bandung tidak akan selesai," kata Gustaff Iskandar, di Bandung, Selasa (24/3).
Gustaff yang juga menjabat sebagai Direktur Common Room Network Foundation, komunitas kreatif muda di Bandung, mengatakan masih banyak hal kreatif yang harus dilakukan. Bukan hanya untuk kepentingan Kota Bandung tapi kesejahteraan dan potensi masyarakat di dalamnnya.
Saat ini, ada tiga agenda kalangan kreatif di Bandung yang harus segera diselesaikan. Hal itu adalah pemberdayaan masyarakat sipil muda, mendorong terjadi praktek produksi di berbagai hal, serta kegiatan riset dan penelitian yang terjadi dalam perkembangan suatu kota.
Keinginan menemukan sesuatu hal yang baru dan berguna bagi perkembangan kota akan selalu menjadi permasalahan tak kunjung henti, kata Gustaff.
Sementara itu, Fiki Chikara Satari, berharap pengakuan dari seluruh dunia terhadap potensi kreatif di Bandung bisa menjadi semangat bagi Kota Bandung dan Jabar untuk berkarya. Baik itu pemerintah daerah, kalangan sawasta, atau kalangan muda.
Semuanya harus berjalan bersama dan fokus pada pengembangan kota. Saat ini, maju atau tidaknya suatu kota tergantung dari kreatifitas semua pihak yang ada di dalamnya, kata Ketua Kreatif Independent Clothing Kommunity (KICK) ini.
Menurut Media Relations British Council Indonesia, Gusni Puspitasari, ini diberikan bagi wirausahawan muda yang berinovasi dalam b isnis dan sosial berbasis kreatifitas, lingkungan hidup, dan sosial.
Hal ini, menurut Gusni merupakan peran serta British Council Indonesia mendukung wirausahawan kreatif Indonesia yang sudah dilakukan sejak tahun 2006. Tujuannya, menjaring wirausahawan muda berbakat di bidang sosial, lingkungan hidup, dan industri kreatif.
Saat ini, menurut Gusni, industri kre atif di Indonesia menyumbang sekitar 25 miliar dollar AS . Di Inggris sendiri, wirausaha berbasis komunitas, mampu menyumbang hingga 50 miliar dollar AS dan menyerap 1,2 juta tenaga kerja setahun.
No comments:
Post a Comment